Audio Istima' Teks Bahasa Arab | Lebaran di Rumah Sakit | عِيْدُ الفِطْرِ فِي المُشْتَشْفَى | Ep. 6

عِيْدُ الفِطْرِ فِي المُشْتَشْفَى

كَانَ يَعِيشُ فِي قَرْيَةٍ صَغِيرَةٍ، شَابٌّ يُدْعَى أَحْمَدُ. اقْتَرَبَ يَوْمُ عِيدِ الْفِطْرِ، وَكَانَ الْجَمِيعُ فِي الْقَرْيَةِ يَسْتَعِدُّ لَهُ بِفَرَحٍ وَسُرُورٍ. كَانَ لِأَحْمَدَ عَادَةً أَنْ يَزُورَ جِيرَانَهُ لِتَقْدِيمِ التَّهَانِي، لَكِنَّ هَذَا الْعَامَ كَانَ مُخْتَلِفًا، فَكَانَ يُرِيدُ أَنْ يَفْعَلَ شَيْئًا مُمَيَّزًا.

 

قَرَّرَ أَحْمَدُ أَنْ يَزُورَ الْمُسْتَشْفَى الْقَرِيبَ، لِيُقَدِّمَ الْهَدَايَا وَالْوُرُودَ لِلْمَرْضَى هُنَاكَ. قَامَ بِشِرَاءِ الْهَدَايَا وَلَفَّهَا بِعِنَايَةٍ، ثُمَّ تَوَجَّهَ إِلَى الْمُسْتَشْفَى فِي يَوْمِ الْعِيدِ. عِنْدَ دُخُولِهِ، امْتَلَأَتْ الْغُرَفُ بِالِابْتِسَامَاتِ وَالْفَرَحِ، وَكَأَنَّهُ قَدْ أَضَاءَ شُمْعَةً فِي قُلُوبِهِمْ.

 

فِي هَذَا الْيَوْمِ، تَعَلَّمَ أَحْمَدُ قِيمَةَ الْعَطَاءِ وَالرَّحْمَةِ، وَأَنَّ فَرْحَةَ الْعِيدِ لَيْسَتْ فَقَطْ فِي الْأَلْعَابِ وَالْهَدَايَا، بَلْ فِي الْقُلُوبِ الَّتِي نَمْلَأُهَا بِالسَّعَادَةِ وَالْحُبِّ. وَفِي نِهَايَةِ الْيَوْمِ، عَادَ أَحْمَدُ إِلَى مَنْزِلِهِ، مُتْعِبًا، لَكِنَّهُ مُرْتَاحُ، مُدْرِكًا أَنَّهُ قَدَّمَ شَيْئًا قَيِّمًا لَا يُقَدَّرُ بِثَمَنٍ.

 

وَعِنْدَمَا جَاءَتْ اللَّيْلَةَ، جَلَسَ أَحْمَدُ مَعَ عَائِلَتِهِ حَوْلَ الْمَائِدَةِ، يَشْعُرُ بِرَاحَةٍ وَفَرْحَةٍ لَا تُوصَفُ. فَقَدْ كَانَ هَذَا عِيدَ الْفِطْرِ مُمَيَّزًا بِالنِّسْبَةِ لَهُ، لَيْسَ بِسَبَبِ مَا تَلَقَّاهُ، بَلْ بِسَبَبِ مَا قَدَّمَهُ.

 

هَكَذَا، نَجِدُ أَنَّ الْعِيدَ لَيْسَ فَقَطْ فُرْصَةً لِلْفَرَحِ وَالِاحْتِفَالِ، بَلْ هُوَ أَيْضًا وَقْتٌ لِلْعَطَاءِ وَالشُّكْرِ وَالتَّفْكِيرِ فِي الْآخَرِيْنَ، وَفِي هَذَا تَكْمُنُ حَقِيقَةُ الْعِيدِ وَرَوْنَقُهُ الْحَقِيقِيِّ.

________________

Idul Fitri di Rumah Sakit

Ada seorang pemuda bernama Ahmed yang tinggal di sebuah desa kecil. Hari Idul Fitri semakin dekat, dan semua orang di desa mempersiapkannya dengan gembira dan bahagia. Biasanya Ahmed mengunjungi tetangganya untuk memberikan ucapan selamat, namun tahun ini berbeda, ia ingin melakukan sesuatu yang istimewa.

Ahmed memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit terdekat, untuk memberikan hadiah dan bunga kepada pasien di sana. Dia membeli oleh-oleh dan membungkusnya dengan hati-hati, lalu menuju ke rumah sakit pada hari Idul Fitri. Ketika dia masuk, ruangan itu dipenuhi senyuman dan kegembiraan, seolah-olah dia telah menyalakan lilin di hati mereka.

Pada hari ini, Ahmed belajar tentang nilai memberi dan belas kasihan, dan bahwa kegembiraan Idul Fitri tidak hanya pada mainan dan hadiah, tetapi pada hati yang kita isi. Inilah kebahagiaan dan cinta. Di penghujung hari, Ahmed kembali ke rumahnya, lelah namun lega, menyadari bahwa dia telah memberikan sesuatu yang berharga dan tak ternilai harganya.

Ketika malam tiba, Ahmed duduk bersama keluarganya mengelilingi meja, merasakan kenyamanan dan kegembiraan yang tak terlukiskan. Idul Fitri kali ini istimewa baginya, bukan karena apa yang ia terima, melainkan karena apa yang ia berikan.

Oleh karena itu, kita melihat bahwa Idul Fitri tidak hanya merupakan kesempatan untuk bergembira dan merayakan, namun juga merupakan waktu untuk memberi, bersyukur, dan memikirkan orang lain, dan di sinilah letak kebenaran hari raya dan kemegahannya yang sebenarnya.